Kamis, 18 Oktober 2012

MANAJEMEN FILE





Hal pokok yang harus kita pelajari agar dapat mengoperasikan komputer dengan baik adalah mengelola file dan mengatur peripheral  komputer.
Aktivitas manajemen file terdiri atas penempatan file dalam folder yang sesuai, membuat folder, penggantian nama file/folder, pemindahan file ke folder lain, penghapusan file/folder yang tidak diperlukan lagi, dan sistem backup data agar ada file cadangan jika terjadi kerusakan file dalam komputer.

A. Manfaat Manajemen File
1.     Mengatur data atau file di komputer;
2.     Memudahkan pencarian file;
3.     Cara untuk menghemat media penyimpanan hard disk dengan menghapus file yang tak diperlukan;
4.     Mengurangi risiko kehilangan data dengan membuat backup (file cadangan).
Untuk mendapatkan keuntungan manajemen file, anda harus memahami langkah-langkah manajemen file yang benar. Anda juga harus memperhatikan file-file yang tidak boleh diubah terutama untuk file-file sistem di dalam folde C:/Windows karena isi folder tersebut digunakan untuk mengatur sistem dalam komputer anda. Karena perubahan nama maupun letak file sistem dapat mengganggu kinerja komputer.
Windows Explorer adalah program aplikasi yang digunakan untuk pengaturan file dan folder pada sistem operasi Windows. Folder adalah tempat atau ruang penyimpanan file-file yang anda pergunakan. Dengan adanya Windows Explorer anda dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan pengaturan file seperti: menyalin, memindah, menghapus, dan memformat media penyimpanan file (misalnya disket atau USB Flash Disk).

B. Membuat Shortcut
Shortcut adalah cara cepat untuk menjalankan program/data yang disimpan pada suatu direktori tertentu. Shortcut berisi path menuju ke data/program yang dimaksud dan disimbolkan oleh ikon tertentu. Ikon program adalah gambar-gambar kecil yang menempel di atas desktop yang diikuti dengan identitasnya. Ikon ini kita dapat kita tambah dan kurangi sesuai dengan kebutuhan kita.

C. Utility
1.     Recycle Bin
Recycle Bin adalah tong sampahnya Windows, dimana setiap kali terjadi penghapusan file-file tersebut belum benar-benar dihapus, tetapi masih disimpan di recycle bin ini. Oleh karena itu, file yang dihapus (termasuk file yang terhapus tanpa sengaja) masih bisa dikembalikan sepanjang recycle bin belum dibersihkan.
2.     Find
ada saatnya ketika kita ingin bekerja dengan suatu file atau direktori, kita terlupa di mana kita menyimpan file atau direktori tersebut. Untuk mengatasi hal ini, Windows menyediakan fasilitas Search yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.     Klik tombol Start
b.     Klik Search
c.     Ketikkan nama file/folder atau kata kunci yang berhubungan dengan file/folder yang dicari.
d.      
D. Macam-Macam Menu
Berikut ini adalah berbagai macam jenis menu pada pengaturan file di Windows Explorer.
1.     Menu pull down merupakan kumpulan perintah komputer yang disajikan berdasarkan kelomopk atau kesamaan perintah, selain itu menu pull down juga dapat dikatakan menu yang muncul pada saat klik bagian tertentu akan muncul ke atas atau ke bawah. Misalnya adalah File, Edit, View, Favorites, Tools, dan Help.
2.     Menu Cascading adalah menu sekunder atau lanjutan yang muncul pada saat memilih bagian menu tama. Contoh pada saat memilih menu View, maka akan muncul beberapa sub menu tools.
3.     Menu Pop up, menu yang dapat muncul dan dapat disembunyikan atau on-off, caranya dengan klik tombol kanan mouse. Cara menu ini lebih cepat daripada pull down dan cascading. Perubahan dari menu pop up bergantung pada letak dari indikator mouse diletakkan.

E. Memformat
Sebelum menyimpan file pada media penyimpanan floppy disk atau flashdisk, maka floppy disk tersebut terlebih dahulu perlu diformat. Memformat disket berarti memberi koordinat posisi atau letak sebuah file di dalam disket tersebut. Memformat berarti menghapus semua data apa saja yang ada di dalam disket ataupun di hard disk.
F.  Folder
Folder adalah ruang tempat menyimpan file
G. Drag and Drop
Drag an drop biasanya dipergunakan untuk memindahkan/menggerakkan suatu objek yang tampak pada layar monitor.

H. Klasifikasi File Berdasarkan Ekstensinya
Anda dapat melakukan manajemen file dengan baik dengan mengenali tipe-tipe ataupun ekstensi file. Dengan adanya tampilan ikon sesuai aplikasinya, maka anda bisa mengelompokkan file-file yang sama tipenya ke dalam folder yang sama pula. Berikut ini ditunjukkan beberapa tipe file yang sering anda jumpai beserta ekstensinya dan program aplikasi yang sesuai untuk membukanya, perhatikan tabel di bawah ini!





Ekstensi File
Tipe
Program Aplikasi
*.bmp
Bitmap
Pengolah gambar
*.doc
Dokumen teks
Microsoft Word
*.exe
Program/executable
-
*.html
Dokumen web
Microsoft Internet Explorer, Mozila Firefox, Opera, dll.
*.jpg
Gambar
Pengolah gambar
*.mdb
Database
Microsoft Access
*.pdf
Dokumen siap cetak
Adobe Acrobat
*.psd
Dokumen Photoshop
Adobe Photoshop
*.txt
Teks ASCI
Notepad
*.xls
Spreadsheet
Microsoft Excel


Pengertian Manajemen file.
Manajemen file adalah metode untuk menyimpan dan mengatur file-file dan data yangt ersimpan di dalamnya untuk membuatnya mudah ditemukan dan diakses. File System dapat menggunakan media penyimpan data seperti HardDisk atau CD Rom. File System juga dapat melibatkan perawatan lokasi fisik file, juga memberikan akses ke data pada file server dengan berlaku sebagai klien untuk protokol jaringan (mis. NFS atau SMB klien), atau dapat juga berlaku sebagai file system virtual dan hanya ada sebagai metode akses untuk data virtual. Lebih umum lagi, file system merupakan database khusus untuk penyimpanan, pengelolaan, manipulasi dan pengambilan data.

1. Aspek-aspek file system
Kebanyakan file System menggunakan media penyimpan mendasar yang menawarkan
akses ke suatu array dengan blok ukuran tertentu yang dinamakan sector, umumnya
dengan ukuran pangkat 2 (512 bytes atau 1,2, atau 4 KiB). Software File System bertugas
menata sektor-sektor tersebut menjadi file dan direktori, serta mengatur sektor mana milik
file mana dan sektor mana yang belum terpakai. Kebanyakan file system mengalamatkan
data dalam unit dengan ukuran tertentu yang disebut cluster atau blok yang mengandung
sejumlah disk sector (biasanya antara 1-64). Cluster atau blok ini adalah space disk terkecil
yang dapat dialokasikan untuk menyimpan file.
Bagimanapun, file system bisa jadi tidak perlu menggunakan media penyimpan sama
sekali. File System dapat dipakai untuk menata dan mewakili akses ke setiap data, apakah
data itu disimpan atau dibuat secara dinamis.

1.1Nama File
Tidak peduli apakah file System memiliki media penyimpan atau tidak, file system umumnya
memiliki direktori yang menyesuaikan antara nama file dan file, biasanya dengan
menghubungkan nama file dan suatu index dalam file.

1.2Metadata
Informasi lain yang disimpan biasanya berhubungan dengan tiap file yang ada dalam file
system. Panjang data yang dikandung dalam sebuah file dapat disimpan sebagai nomor
blok yang disediakan untuk file atau sebagai hitungan byte. Waktu di mana file terakhir kali
dimodifikasi dapat disimpan sebagai timestamp dari file. Beberapa file system juga
menyimpan waktu pembuatan file, waktu terakhir kali diakses, dan waktu di mana meta
data dari file diubah. Informasi lain termasuk juga tipe media file (blok, karakter, soket,
subdirektori), User-ID pemilik dan Group-ID, serta setting access permission-nya (read only,
executeble, dll).
Atribut sebarang dapat dilekatkan pada file system tingkat lanjut, seperti XFS, ext2/ext3,
beberapa versi UFS dan HFS+ menggunakan atribut file diperluas. Fitur ini diterapkan pada
kernel Linux, FreeBSD dan MacOS X, serta membolehkan metadata untuk dihubungkan
dengan file pada level file system. Misalnya info tentang pembuat dokumen, pengkodean
karakter dari dokumen plain-text, atau checksum.


1.3 File system hirarkis
File System hirarkis merupakan minat riset awal dari Dennis Ritchie. Implementasi
sebelumnya terbatas pada beberapa level, terutama IBM, bahkan pada database awal
mereka seperti IMS. Setelah suksesnya Unix, Ritchie memperluas konsep file system ini ke
dalam setiap objek dalam pengembangan Sistem Operasi berikutnya yang
dikembangkannya, seperti Plan 9 dan Inferno.

1.4 Fasilitas
File System tradisional menawarkan fasilitas untuk membuat, memindah dan menghapus
file dan direktrori. File System tradisional masih kekurangan fasilitas untuk membuat link
tambahan ke direktrori, merubah link parent, dan membuat link bidireksional ke file.
File system tradisional juga menawarkan fasilitas untuk memotong, menambah catatan,
membuat, memindah, menghapus dan modifikasi file di tempat. Mereka tidak menawarkan
fasilitas untuk menambah di awal atau untuk meghapus dari bagian awal file, membiarkan
penyisipan tunggal sembarang ke file atau penghapusan dari file. Operasi yang disediakan
sangat asimetris dan kekurangan manfaat dalam konteks yang tidak diharapkan. Misalnya,
pipe interproses dalam Unix harus dilakukan di luar file system karena konspe pipe tidak
menawarkan pemotongan dari awal file.

1.5 Keamanan akses
Akses aman ke dalam operasi file system dasar dapat didasarkan pada skema Access
Control List atau Capability. Hasil riset menunjukkan bahwa ACL sulit mengamankan secara
patut. File System komersial masih menggunakan Access Control List.

2. Tipe-tipe File System
Tipe-tipe File System dapat diklasifikaskan ke dalam disk file system, file system jaringan dan
file system untuk tujuan khusus.

2.1 File system Disk
Sebuah file system disk adalah file system yang didesain untuk menyimpan data pada
sebuah media penyimpan data, umumnya disk drive baik yang langsung atau tidak
langsung terhubung ke komputer. Contoh File System Disk misalnya FAT (FAT 12, FAT 16,
FAT 320), NTFS, HFS, HFS+, ext2, ext3, ISO 9660, ODS-5 dan UDF. Beberapa File System
Disk ada yang termasuk file system journaling atau file system versioning.

2.2 File System Flash
Sebuah file system Flash adalah file system yang didesain untuk menyimpan data pada
media flash memory. Hal ini menjadi lazim ketika jumlah perangkat mobile semakin banyak
dan kapasitas memory flash yang semakin besar.
Block device layer dapat mensimulasikan sebuah disk drive agar file system disk dapat
digunakan pada flash memory, tapi hal ini kurang optimal untuk beberapa alasan
Menghapus blok. Blok Flash memory harus dihapus sebelum dapat ditulis. Waktu
yang dibutuhkan untuk menghapus sebuah blok bisa jadi signifikan, dan hal ini
juga bermanfaat untuk menghapus blok yang tidak dipakai saat media dalam
keadaan idle.
Random Access. file system Disk ditingkatkan untuk mencegah pencarian disk, Flash
memory tidak membebankan proses pencarian sama sekali
Level pemakaian: media memori flash cenderung mudah rusak ketika satu blok
tunggal di-overwrite secara berulang; file system flash didesian untuk me-write
secara merata

2.3 File System Database
Konsep baru untuk manajemen file adalah konsep file system berbasis database. Sebagai
perbaikan bagi Manajemen terstruktur hirarkis, file diidentifikasi oleh karakteristiknya, seperti
tipe file, topik, pembuat atau metadata yang sama.

2.4 File System Transaksional
Setiap operasi disk dapat melibatkan perubahan ke sejumlah file dan struktur disk yang
berbeda. Dalam banyak kasus, perubahan ini berhubungan. Hali in iberarti bahwa operasi
ini dieksekusi pada waktu yang sama. Ambil contoh ketika sebuah Bank mengirimkan uang
ke Bank lain secara elektronik. Komputer Bank akan ‘mengirim’ perintah transfer ke Bank
lain dan meng-update record-nya untuk menunjukkan bahwa telah terjadi transaksi. Jika
untuk beberapa alasan terjadi crash antar komputer sebelum komputer berhasil
mengupdate record-nya sendiri, maka tidak akan ada tidak akan ada record transfer tapi
Bank akan kehilangan uangnya.
Pemrosesan transaksi memperkenalkan jaminan bahwa pada tiap point ketika transaksi
berlangsung, sebuah transaksi dapat disudahi secara tuntas atau diulang sepenuhnya. Hal ini berarti jika terjadi crash atau kegagalan power, setelah recovery, kondisi yang disimpan
akan tetap.
File System journaling adalah salah satu teknik yang digunakan untuk mengenalkan
konsistensi level-transaksi ke dalam struktur file system.

2.5 File System Jaringan
File System Network adalah file system yang bertindak sebagai klien untuk protokol akses
file jarak jauh, memberikan akses ke file pada sebuah server. Contoh dari File system
network ini adalah klien protokol NFS, AFS, SMB, dan klien FTP dan WebDAV

2.6 File System untuk Tujuan khusus
File System untuk tujuan khusus adalah file system yang tidak termasuk disk file system atau
file system Jaringan. Termasuk dalam kategori ini adalah sistem di mana file ditata secara
dinamis oleh software, ditujukan untuk tujuan tertentu seperti untuk komunikasi antar
proses komputer atau space file sementara.
File system untuk tujuan khusus sangat banyak dipakai oleh OS yang berpusat pada file
seperti UNIX. Contoh file system ini adalah file system procfs (/proc) yang dipakai oleh
beberapa varian Unix, yang memberikan akses ke informasi mengenai proses dan fitur-fitur
dari OS

2.7 File System Journaling
File system journaling adalah file system yang mencatat perubahan ke dalam jurnal
(biasanya berupa log sirkuolar dalam area tertentu) sebelum melakukan perubahan ke file
system. File system seperti ini memiliki kemungkinan yang lebih kecil mengalami kerusakan
saat terjadi power failure atau system crash.
Meng-update file system untuk menunjukkan perubahan ke file dan direktori biasanya
membutuhkan banyak operasi write yang terpisah. Sebagai contoh, operasi delete dalam
file system Sistem Unix melibatkan dua proses:
1. menghilangkan entri direktori
2. menandai inode dan space file sebagai space yang kosong
Jika terjadi crash antara proses 1 dan 2, akan akan inode yang rusak. Di sisi lain, jika hanya
proses 2 yang dijalankan pertama kali sebelum crash maka file yang belum dihapus akan
ditandai sebagai kosong dan mungkin akan ditumpuk dengan file lain.
Dalam file system non-journaling, mencari dan memperbaiki kerusakan ini akam
membutuhkan penelusuran menyeluruh pada struktur datanya. Hal ini akan memakan
waktu lama jika file system tersebut besar dan jika bandwidth I/O kecil.
File system journaling menjaga jurnal perubahan yang akan dibuat, setiap waktu. Ketika
terjadi crash, pemulihan dapat dilakukan dengan simple dengan mengulang perubahan
dari jurnal ini hingga file system kembali konsisten.

3. Beberapa File system yang pernah dikembangkan
Berikut ini adalah beberapa file system yang terkenal yang pernah dikembangkan. File
system-file system berikut terutama dikembangkan untuk Sistem Operasi Windows dan
Unix atau Linux. Namun, ada juga file system yang dapat berjalan baik di Linux maupun di
Windows.
3.1 FAT
FAT merupakan File System yang digunakan dalam Sistem Operasi Windows.
Nama FAT berasal dari penggunaan tabel yang memusatkan informasi tentang area mana
milik file yang kosong atau mungkin tidak dipakai, dan di mana setiap file yang disimpan
dalam disk. Untuk membatasi ukuran tabel, space disk dialokasikan ke file dalam grup-grup
sektor hardware yang bersebelahan, disebut cluster.
Ketika disk drive berkembang, jumlah maksimum cluster pun meningkat dan begitu juga
jumlah bit yang mengidentifikasikan bahwa cluster telah berkembang. Versi
pengembangan dari format file system FAT dinamai sesuai dengan jumlah bit tabel
elemennya, yaitu: FAT12, FAT16 dan FAT32.
3.2 NTFS
NTFS merupakan file system standar untuk Windows NT termasuk windows 200, XP, Server
2003, Windows Server 2008 dan Wondows Vista. NTFS menggantikan file system FAT
sebagai file system yang dipakai untuk Sistem Operasi Windows.
Versi rilis NTFS ada beberapa, sebagai berikut:
v1.0 with NT 3.1, dirilis pertengahan-1993
v1.1 with NT 3.5 dirilis 1994
v1.2 (pertengahan -1995) and NT 4 (pertengahan -1996)
v3.0 dari Windows 2000
v3.1 dari Windows XP (2001), Windows Server 2003 (2003), Windows Vista
(pertengahan -2005) dan Windows Server 2008
Dalam NTFS, semua file data – nama file, tangal pembuatan, ijin akses dan isi – disimpan
dalam metadata dalam Master File Table (MFT). NTFS mengijinkan setiap urutan 16-bit nilai
utuk encoding nama (nama file, nama stream, nama index, dll)
Master File table mengandung metadata tentang setiap file, direktori dan metafile dalam
suatu volume dengan partisi NTFS. Metadata itu termasuk nama filem lokasim ukuran dan
ijinnya. Strukturnya mendukung algoritma yang memperkecil disk fragmentation.
3.3 ext2
Ext2 atau second extended file system adalah file system untuk kernel Linux. Meskipun
bukan termasuk file system journaling, tapi penerusnya yaitu ext3 menyediakan fitur
journaling dan hampir sepenuhnya kompatibel dengan ext2.
File system pertama yang dipakai dalam Sistem Operasi Linux adalah Minix FS yang hampir
bebas sepenuhnya dari bug, namun menggunakan offset 16-bit dan ukuran maksimum
hanya 64 MB. Nama file juga terbatas hanya 14 karakter. Untuk mengatasi hal ini, dibuatlah
file system baru yang dimulai dengan penambahan layer file system virtual pada kernel
Linux.
File system ext dirilis pada April 1992 sebagai file system pertama yang menggunakan VFS
API dan dimasukkan dalam Linux 0.96c. File system ext menyelesaikan dua masalah utama
dalam Minix FS (ukuran partisi max dan panjang nama file), dan membolehkan partisi
hingga 2GB dan nama file hingga 255 karakter. Namun masih ada masalah: belum ada
dukungan untuk akses terpisah, modifikasi inode dan timestamp modifikasi data.
Ext2 didesain dengan tujuan bahwa file system ini akan dapat dikembangakan lagi,
dengan sisa space yang masih banyak pada struktur datanya untuk dipakai dalam versi
mendatang. Fitur seperti POSIX ACL dan atribut diperluas diimplementasikan pertama kali
pada ext2 karena mudah diperluas dan internalnya sangat dimengerti.
Dalam Kernel Linux hingga 2.6, batasan dalam driver blok berarti bahwa file system ext2
memiliki ukuran file maksimum 2 TiB. Kernel Linux yang lebi baru membolehkan ukuran file
yang lebih besar, namun sistem 32-bit hanya membatasi hingga ukuran file 2 TiB. Ext2
masih direkomendasikan sebagai file system journaling pada Flash Drive USB bootable dan
media solid-state lainnya. Ext2 melakukan operasi write yang lebih sedikit dibading ext3
karena ext2 tidak perlu melakukan write ke journal. Faktor utama yang mempengaruhi usia
flash Drive adalah siklus hapus, dan juga siklus write, hal inilah yang menyebabkan
pemakaian ext2 membuat usia media flash drive lebih panjang.
Space dalam ext2 dibagi dalam blok-blok dan ditata dalam grup-grup blok, sama dnegan
grup silinder dalam File System Unix. Hal ini dilakukan untuk mengurangi fragmentasi
external dan mengurangi pencarian disk saat me-read data yang besar.
Tiap grup blok berisi superblok, bitmap grup blok, bitmap inode diikuti oleh data blok
aktual.
Superblok mengandung informasi penting yang krusial untuk proses booting Sistem
Operasi, namun copy back up juga dibuat pada setiap grup blok dari tiap blok dalam fiel
system. Hanya copy pertama yang ada pada blok pertama file system yang dipakai dalam
proses booting.
Deskriptor blok menyimpan nilai bitmap blok, bitmap inode dan table inode awal untuk
tiap grup blok yang nantinya semuanya akan disimpan dalam tabel grup deskriptor.
Contoh struktur inode ext2:
Kapasitas teoritis maksimum dalam Linuxx[2]
Ukuran blok: 1 KiB 2 KiB 4 KiB 8 KiB
Ukuran file max: 16 GiB 256 GiB 2 TiB 64 TiB
Kapasitas max: 2 TiB 8 TiB 16 TiB 32 TiB
Alasan untuk pembatasan file system ext2 adalah format file data dan kernel OS. Biasanya
faktor-faktor ini ditentukan ketika file system itu dibuat. File system bergantung pada ukuran
blok dan rasio jumlah blok dan inode. Ukuran blok 8 KiB hanya mungkin dalam arsitektur
alpha.
Juga ada program userspace yang tidak dapat menangani file dengan ukuran yang lebih
besar dari 2 GB
Batasan direktori sub level sekitar 32768. Jika jumlah file dalam direktori melebihi 10000
hingga 15000 file, user biasanya akan diperingatkan bahwa operasi tersebut akan
bertahan dalam waktu lama. Batas teoritis jumlah file dalam suatu direktori adalah 1.3 x
1020 meskipun hal ini tidak relevan untuk situasi praktis
3.4 ext3
Ext3 atau third extended file system adalah file system journaling yang umum digunakan
dalam Sistem Operasi Linux. Ext3 merupakan pengembangan versi journaling dari file
system ext2 yang hampir kompatibel secara keseluruhan dengan ext2. Adanya fitur
journaling inilah yang membuatnya lebih dibanding ext2 yang membuatnya lebih reliable
dan menghilagkan keperluan untuk mengecek file system setelah shutdown yang tidak
semestinya.
Meskipun kecepatannya tidak lebih baik daripada file system Linux lainnya seperti JFS,
ReiserFS dan XFS, tapi ext3 memiliki manfaat yang signifikan yaitu membolehkan upgrade
di tempat dari file system ext2 tanpa harus mem-back up dan me-restore data yang berarti
mengurangi konsumsi daya CPU. Ext3 juga diangap lebih aman dibanding file system
Linux lainnya karena kederhanaannya dan juga uji cobanya yang luas.
File system ext3 menambahkan fitur-fitur ini dibanding pendahulunya:
- File system journaling
- Penambahan file system secara online
- Indeks htree untuk direktori yang lebih luas
Tanpa ini, file system ext3 akan sama saja dengan ext2.
Ada 3 level journaling yang tersedia dalam implementasi ext3 pada Sistem Linux:
Journal (resiko terendah)
Metadata dan isi file disimpan dalam jurnal sebelum dikerjakan ke file system utama.
Ordered (resiko menengah)
Hanya metadata yang disimpan dalam jurnal, isi file tidak disimpan tapi dijamin bahwa
bahwa isi file disimpan ke disk sebelum metadata yang bersesuaian ditandai untuk dicommit
dalam jurnal.
Writeback (resiko tertinggi)
Hanya metadata yang disimpan dalam jurnal, isi file tidak. Isi file mungkin di-write
sebelum atau sesudah jurnal di-update. Akibatnya, file dimodifikasi tepat sebelum crash
dapat terjadi.
Ukuran
BLok
Ukuran file Max
Ukuran file system
Max
1KiB 16GiB <2TiB
2KiB 256GiB <4TiB
4KiB 2TiB <8TiB
8KiB 2TiB <16TiB

4. File system and Sistem Operasi
Hampir semua OS juga menyediakan file system, karena file system adalah bagian integral
dari semua OS. Tugas nyata dari OS microcomputer generasi awal hanyalah berupa
manajemen file. Beberapa OS masa kini memiliki komponen terpisah untuk menangani file
system yang dulunya disebut Disk Operating System (DOS) ini. Dalam beberapa
mikrokomputer, DOS diload secara terpisah dari bagian OS yang lain.
Karena itulah, diperlukan interface antara user dan file system yang disediakan oleh
software dalam Sistem Operasi. Interface ini dapat berupa textual seprti Unix Shell atau
grafis seperti file browser. Jika berupa grafis, seringkali digunakan metafora seperti folder, isi
dokumen, file dan direktori folder.
4.1 File system flat
Dalam sebuah file system flat, tidak ada subdirektori – semua file disimpan pada level media
yang sama (root), misal hard disk, floppy disk, dll. Sistem ini menjadi tidak efisien ketika
jumlah file bertambah banyak, dan karenanya sulit bagi user untuk mengorganisir data ke
dalam grup-grup.
4.2 File system dalam platform Sistem Operasi Unix-like
Sistem Operasi Unix-like membuat file system virtual, yang membuat semua file pada semua
media tampak berada pada susatu hirarki tunggal. Hal ini berarti, dalam sistem tersebut,
ada satu direktori /root, dan setiap file yang ada pada sistem diletakkan di bawah direktori
tersebut.. Lebih jauh lagi, direktori /root tidak harus berada dalam suatu media fisik. Dirsktori
tersebut bisa jadi tidak ada di Hard Drive bahkan mungkin tidak berada di komputer Anda.
OS Unix-Like dapat menggunakan sumber daya dari jaringan sebagai direktori /root-nya.
Sistem Unix-like memberikan nama kepada tiap media, tapi hal ini bukanlah cara
bagaimana file dalam media tersebut diakses. Untuk mendapatkan akses ke file di media
lain, Anda pertama kali harus memberitahu OS di direktori mana file tersebut akan tampil.
Proses ini disebut dengan mounting sebuah file system. Sebagai contoh, untuk mengakses
file pada CD-ROM, user harus memberitahu OS “ambil file system dari CD-ROM ini dan
tampilkan pada direktori ini dan ini”. Direktori yang diberikan ke OS disebut sebagai mountpoint,
yang bisa berupa, misalnya /media. Direktori /media ada pada kebanyakan Sistem
Unix dan ditujukan khusus untuk dipakai sebagai mount point untuk media removable
seperti CD, DVD, dan floppy disk. Umumnya, hanya administrator atau pengguna root
dapat melakukan aksi mounting file system ini.
OS Unix-like seringkali sudah memiliki software dan tools yang menangani proses
mounting dan menyediakan fungsi baru. Strategi ini disebut dengan “auto-mounting”,
seperti yang tercermin dalam tujuannya.
1. Dalam banyak situasi, file system selain root diharuskan tersedia segera setelah OS
telah boot. Karena itu, semua Sistem Unix-like menyediakan fasilitas untuk me-mount
file system pada saat booting. Administrator menyebut file system ini
2. Dalam beberapa situasi, tidak perlu me-mount beberapa file system pada saat boot,
meskipun mungkin dibutuhkan setelahnya. Ada
3. Media removable telah menjadi hal yang umm dengan platform mikrokomputer.
Removable media ini mengijinkan program dan data untuk ditransfer antar mesin
tanpa koneksi fisik. Misalnya USB flash drive, CD-RM, dan DVD. Hal ini menyebabkan
dikembangkannya perangkat untuk mendeteksi keberadaan suatu medium dan
ketersediaan mount-point serta me-mount media tersebut tanpa intervensi dari user.
4. Sistem Unix-like yang lebih maju juga telah mengenalkan konsep yang disebut
supermounting. Contohnya, sebuah floppy disk yang telah di-supermount dapat
dicopot secara fisik dari sistem. Dalam keadaan normal, disk harus sudah disinkronkan
dan kemudian di-unmount sebelum dicopot. Sinkronisasi yang
diperlukan sudah terjadi, disk yang berbeda dapat disisipkan ke dalam drive. Sistem
secara otomatis mengetahui bahwa disk telah dirubah dan mengupdate isi mount
point untuk mengindikasikan medium baru. Fungsi serupa ditemukan pada mesin
Windows standar.
5. Inovasi serupa yang dipilih oleh beberapa pengguna adalah menggunakan autofs,
sistem yang tidak membutuhkan perintah mount manual. Perbedaannya dengan
supermount adalah media di-mount secara transparan ketika permintaan ke file
system dibuat. Cara ini sesuai untuk file system pada server jaringan.
4.2.1 File system dalam platform Linux
Linux mendukung banyak file system yang berbeda, tapi pilihan yang umum untuk sistem
di antaranya adalah keluarga ext* (seperti ext2 dan ext3), XFS, JFS dan ReiserFS
4.2.2 File system dalam platform Mac OS X
MacOS X menggunakan file system HFS Plus yang merupakan turunan dari Mac OS klasik
yaitu. HFS plus adalah file system yang kaya metadata dan case preserve. Karena Mac OS X
memiliki root milik Unix, aturan Unix juga ditambahkan dalam HFS Plus. Versi terbaru dari
HFS plus menambahkan journaling untuk mencegah kerusakan pada struktur file system
dan mengenalkan sejumlah optimasi dalam hal algoritma alokasi dalam usaha untuk
memecah file secara otomatis tanpa membutuhkan defragmenter luar.
Nama file dapat mencapai 255 karakter. HFS Plus menggunakan pengkodean Unicode
untuk menyimpan nama file. Dalam Mac OS X, tipe file dapat diambil dari type code yang
disimpan dalam metadata atau nama file.
HFS Plus memiliki tiga macam link: Hard Link seperti pada Unix, Link simbolis Unix, dan alias.
Alias didesain untuk menangani link ke file asli meski file tersebut telah dipindah ataupun
diubah namanya. Alias ini tidak diinterpretasikan dalam file system, tapi pada kode File
Manager pada userland.
Mac OS X juga mendukung penggunaan File System UFS yang merupakan turunan dari
File System Unix BSD.
4.3 File system dalam platform Microsoft Windows
Microsoft Windows menggunakan file system FAT dan NTFS
File System FAT (File Allocation Table) yang didukung oleh semua versi Microsoft Windows
merupakan evolusi file system yang digunakan dalam MS DOS. Selama bertahun-tahun,
banyak fitur telah ditambahkan dalam pengembangannya, yang terinspirasi dari fitur
serupa yang ada pada file system yang dipakai pada Unix.
Versi lama dari file system FAT (FAT12 dan FAT16) memiliki keterbatasan dalam
memberikan nama file, batasan dalam hal jumlah entri dalam direktori root dalam file
system dan batasan jumlah maksimum partisi. Secara spesifik, FAT12 dan FAT16 membatasi
nama file hanya sampai 8 karakter dan 3 karakter untuk perluasan. VFAT yang merupakan
perluasan dari FAT12 dan FAT16 mulai diperkenalkan pada Windows NT dan berikutnya
dimasukkan dalam Windows 95, yang mengijinkan nama file yang panjang.
NTFS yang diperkenalkan bersama dengan Wndows NT mengijinkan kontrol berbasis
Access Control List. NTFS juga mendukung Hard link, aliran file jamak, indexing atribut,
pengecekan kuota, kompresi dan menyediakan mount point untuk file system lainnya.
Tidak seperti Sistem Operasi lainnya, Windows menerapkan abstraksi berupa drive letter
pada level user untuk membedakan sebuah disk atau partisi dari yang lain. Sebagai contoh,
path C:\Windows menunjukkan direktori Windows pada partisi yang ditunjukkan oleh
label huruf C. Drive dalam jaringan juga dapat di-map menjadi drive letter.
4.3.1 Proses pengambilan data
Sistem Operasi memanggil IFS (Installable File System) manager. IFS kemudian memanggil
FSD (File System Driver) yang sebenarnya untuk membuka file yang diminta dari beberapa
pilihan FSD yang bekerja untuk File System yang berbeda –NTFS, VFAT, CDFS (untuk drive
optikal) dan network drive. FSD kemudian mendapatkan info lokasi kluster pertama dari file
pada disk dari FAT, VFAT atau MFT (Master File Table). MFT inilah yang yang memetakan
semua file pada disk dan merekan jejak di mana file disimpan.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Ga boleh klik kanan,,,,,,,,,,,,,,,,,
browwwww..........

pasccapuccah2 blog mengatakan...

ga bisa find jugaa... cckckckcckck

Unknown mengatakan...

Sangat bermanfaat untuk belajar manajemen file dan folder.

untuk informasi mengenai cara belajar komputer yang benar bisa dilihat di situs berikut ini http://www.computer-course-center.com/belajar-komputer.html

Posting Komentar